Secangkir kopi
Cahaya mentari yang menembus lubang dinding kamarku terlihat mulai tinggi saat aku masih bermalas-malasan di tempat tidur. Sejuknya udara pagi, dan suara kicauan burung seakan memaksaku untuk segera keluar rumah menikmati pemandangan yang indah. Setiap pagi istriku sudah menyiapkan sarapan serta hidangan Secangkir kopi. Seperti hari-hari biasa saat liburan kerja di akhir pekan saya selalu menyempatkan diri untuk berolah raga dan berjalan santai ke area persawahan dan perkebunan desa SukaDamai.
Sebuah pondok kayu di tengah sawah, pak NurAlim terlihat sedang duduk santai di serambi pondoknya, menikmati segelas kopi dan gorengan pisang. Dengan sapaan khas yang ramah dan penuh hangat diapun menyapaku lebih dulu, dan memintaku untuk mampir di pondoknya.
Pak NurAlim adalah sosok petani yang sukses di desa ini. Ukuran sawah yang tidak terlalu luas mampu dirawatnya, dengan sistem pengairan tadah hujan, beliau dapat memanen hasilnya hingga tiga kali dalam setahun.
Ilmu tentang pertanian banyak saya peroleh dari beliau, mulai dari pembibitan, sampai perawatan tanaman hingga panen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar